Ditulis oleh: Vania Sagita Lie

Webinar ke 2 oleh Typolog 2022 ini dilaksanakan pada hari Jumat, 4 Maret 2022. Tema webinar kali ini adalah Type Indonesia in Indonesia Traditional Script yang dibawakan oleh Aditya Bayu Perdana. Beliau adalah seorang mahasiswa lulusan Universitas Parahyangan dengan gelar arsitektur  dan sekarang sedang melanjutkan studinya di Universitas Indonesia. Ia merupakan seorang tipografer yang mendalami tulisan aksara tradisional Indonesia, bahasa, sejarah dan budaya. 

Aditya membuka pembahasannya dengan mengatakan bahwa Indonesia kaya akan budaya, begitu juga dengan aksaranya. Sama seperti dengan webinar Typolog kali ini yang dihadiri oleh orang-orang dari dalam maupun luar UPH dengan latar belakang yang berbeda-beda tetapi dengan tujuan yang sama, yakni mengenal aksara Indonesia. Perbedaan aksara-aksara pada setiap daerah digunakan untuk menunjukkan identitas daerah tersebut. Sayangnya, aksara Indonesia sudah tidak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, kita bisa menemukannya di beberapa papan jalan tapi ukurannya relatif kecil. Banyak aksara yang digunakan di papan-papan itu juga memberikan pesan yang salah. Bahkan bentuk dari aksara malah dijadikan seperti huruf latin yang biasa kita gunakan sehari-hari.

Secara materi, penulisan aksara tidak hanya menggunakan tinta namun juga ada yang diukir menggunakan pisau, komputer dan di cetak. Ini merupakan alasan lain mengapa aksara setiap daerah memiliki bentuk yang beragam. Sedangkan secara fungsinya, aksara pada zaman dahulu digunakan untuk menulis surat, buku, prasasti, koran, dan sebagainya. Pada tahun 1855, koran jawa menggunakan aksara dengan gaya blackletter.

Jaman sekarang, awareness terhadap aksara jawa sudah mulai meningkat terutama karena naskah aksara jawa tersedia dalam jumlah yang lebih banyak dibanding yang lainnya. Hal ini dapat dilihat dari brand-brand  yang mulai menggunakan aksara untuk produknya. Pada projek yang dilakukan oleh Aditya sendiri, beliau mendesain ulang brand-brand terkenal dan mengganti logonya menggunakan aksara Indonesia.

Webinar kali ini pun diakhiri dengan beberapa pertanyaan yang berkaitan, seperti apakah ada semacam kurikulum atau literatur supaya orang awam bisa mempelajari mengenai aksara dengan terstruktur? Bagaimana cara menyeimbangkan komposisi logo dengan aksara seperti pada projek yang dibuat oleh Aditya? Apakah Aditya memiliki aksara favorit dan sebagainya? Dengan begitu, Aditya pun menjawab semua pertanyaan yang diberikan.

Terima kasih kepada Aditya Bayu Perdana yang telah meluangkan waktunya untuk membahas topik yang sangat menarik ini. Terima kasih juga kepada para moderator dan semua panitia yang sudah merangkai acara ini dengan baik.


Q&A

Pertanyaan 1: Apakah ada semacam kurikulum atau literatur supaya orang awam bisa mempelajarinya dengan terstruktur? Apakah ada langkah-langkah dalam mempelajari aksara ini? 

  • Dengan berbagai media online atau cek di internet seperti blogs.bl.uk yang membahas mengenai manuskrip yang sudah di scan sehingga bisa dipelajari lebih mendalam. Selain itu juga bisa cari komunitas yang mempelajari aksara lewat telegram atau facebook. https://blogs.bl.uk/asian-and-african/bugis.html 

Pertanyaan 2: bagaimana cara menyeimbangkan logo dengan aksara nya seperti pada projek kak Aditya?

  • Hal yang perlu diperhatikan adalah harus melihat bagaimana aksara itu dibaca ( huruf c di inggris bisa disebutkan bbrp cara spt jadi huruf k/ch/s sedangkan di aksara hanya bisa menggunakan 1 seperi pada coca cola, kalau di aksara hanya bisa menggunakan huruf K)
  • Harus bisa tahu alternatfi aksaranya supaya tidak terlalu panjang. (mr robot -> mr nya tetap menggunakan latin, tapi robotnya baru menggunkan aksara. Hal ini supaya tidak terlalu panjang)

Pertanyaan 3: punya aksara favorit? Kenapa?

  • Secara bentuk, aksara lontara karena secara visual mudah dikenali walau banyak variasi. Selain itu ada aksara jawa karena mudah ditemukan. Biasanya tergantung sedang menelusuri aksara apa.

Pertanyaan 4: untuk aksara lampung seperti huruf K apakah kaitnya bisa di luruskan ke bawah dan untuk s bisa di keatasin ga?

  • Tergantung aksara lampung nya digunakan untuk apa. Bisa cek variasi aksara juga supaya tidak mendesain dengan buta/ mengira-ngira. 

Pertanyaan 5: sejarahnya gimana?

  • Aksara paling awal adalah aksara yang dibawa dari India namun di indonesia berevolusi menjadi aksara kawi yang kemudian berkembang lagi jadi aksara bali, jawa, dll. Selama prosesnya ini, dikarakterisasikan sesuai dengan daerah masing-masing.

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *